Gunadarma

Jumat, 10 Maret 2017

Tugas Psikoterapi



I.                    Pengertian  Psikoterapi
Ø  Tujuan psikoterapi

Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien).
Ø  Unsur Psikoterapi
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
Peran sosial (martabat) psikoterapis,
Hubungan (persekutuan terapeutik),
Hak,
Retrospeksi,
Re-edukasi,
Rehabilitasi,
Resosialisasi dan rekapitulasi.
Ø  Perbedaan antara psikoterapi dan konseling
Konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.





Ø  Pendekatan terhadap mental illnes
Terdapat beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness seperti:
  1. Psychoanalysis dan psychodynamic: Berfokus terhadap mengubah masalah prilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadarnya untuk mendapat solusi.
  2. Behavior therapy:Berfokus dalam hukum pembelajaran. Perilaku seseorang akan dipengaruhi proses pembelajaran seumur hidup tokohnya adalah Ivan Pavlov yang menemukan teknik classical conditioning assosiative learning. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asossiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).
  3. Cognitive therapy: Cognitive therapy dalah penyebab difungsi pikiran dan menyebabkan difungsi perilaku. Tokohnya Albert Ellis dan Aron Back. Tujuan utama pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara mengubah meningkatkan kesadaran dalam pola pikir rasional, metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif adalah collaborative empiricism, guide discovery.
  4. Humanistic therapy: Pendekatan humanistic therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja bukan mengarahkan perubahan.
  5. Integrative therapy: Apabila seseorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang namanya tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja.
II.                 Terapi Psikoanalisis

Ø  Konsep dasar teori psikoanalisis tentang kepribadian

a.       Id
Kepribadian seseorang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id tidak bisa mentoleransi tegangan, dan bekerja untuk melepaskan tegangan itu sesegera mungkin serta untuk mencapai keadaan homeostatik. Id diatur oleh asas kesenangan, bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan.
b. Ego
Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Tugas utama Ego adalah menjadi pengantar naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor. Ego berlaku realistis dan berpikir logis serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan.
c. Superego
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian, kode moral bagi individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego merepresentasikan hal yang ideal yang real dan mendorong bukan pada kesenangan tetapi pada kesempurnaan. Superego berfungsi menghambat impuls-impuls dari Id.




Ø  Unsur-unsur terapi

Tujuan Terapi Psikoanalitik
     Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari didalam diri klien. Proses terapi difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa anak-anak, direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian.

Fungsi dan Peran Terapis

      Karakteristik psikoanalisi adalah terapi atau analis membiarkan dirinya anonim sera hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Analis berusaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan serta secara realistis. Yang dilakukan klien sebagian besar adalah berbicara, yang dilakukan oleh analis adalah mendengarkan dan berusaha untuk mengetahui kapan dia harus membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari.

Ø  Teknik-Tenik Terapi

1.      Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas merupakan teknik utama terapi psikoanalitik. Analis meminta kepada klien agar membersihkan pikirannya dari peikiran-pemikiran dan renungan sehari-hari dan sebisa mungkin mengatakan apa saja yang melintas dalam pikirannya. Dengan melaporkannya segera tanpa ada yang disembunyikan, klien terhanyut bersama segala perasaan dan pikirannya. Cara yang khas adalah klien berbaring diatas balai-balai sementara analisi duduk dibelakangnya sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasi nya mengalir bebas.
Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan melepas emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik dimasa lampau yang dikenal dengan katarsis.
2.      Analisis Transferensi
Transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik. Transferensi dalam proses terapeutik ketika “urusan yang tidak selesai” dimasa lalu klien dengan orang-orang yang berpengaruh menyebabkan dia mendistorsi masa sekarang. Analisis trasferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi dan deprivasi dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang. Singkatnya, efek-efek psikopatologis dari hubungan masa dini yang tidak diinginkan dihambat oleh penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dalam hubungan terapeutik dengan analis.
3.      Analisis Resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan mengingat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan yang direpresi itu.
Resistensi bekerja dengan menghambat klien dan analis dalam melaksanakan usaha bersama untuk memperoleh pemahaman atas dinamika-dinamika ketidaksadaran klien.
4.      Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan melemah dan perasaa yang direpresi muncul ke permukaan. Freud memandang mimpi sebagai “jalan istimewa menju ketidaksadaran” karena melalui mimpi hasrat, kebutuhan, dan ketakutan yang tidak disadari diungkapkan. Mimpi memiliki dua taraf isi yaitu isi laten dan isi manifes.

III.               Terapi Humanistik Eksistensial

Ø  Konsep Dasar Teori humanis Eksistensial Tentang Kepribadian

Terapi eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-teknik yang digunakan untuk mempengarui klien. oleh karena itu, pendekatan eksistensial humanistik                       
bukan justru aliran terapi, bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandasan konsep-konsep dan asumsi-asumsi  tentang manusia.

Ø  Unsur-Unsur Terapi
a. Tujuan

                        Tujuan mendasar eksistensial humanistik adalah membantu individu
    menemukan nilai, makna, dan tujuan dalam hidup manusia sendiri. Juga
    diarahkan untuk membantu klien agar menjadi lebih sadar bahwa mereka
    memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, dan kemudian membantu
    mereka membuat pilihan hidup yang memungkinkan dapat
    mengaktualisasikan diri dan mencapai kehidupan yang bermakna.
Menurut Gerald Corey terapi eksistensial humanistik bertujuan agar klien mengalami     keberadaanya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaanya dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuanya. 
Terdapat tiga karakteristik keberadaan otentik, menyadari sepenuhnya
            keadaan sekarang, memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan
memikul tanggung jawab untuk memilih, dan karenanya meningkatkan
kesanggupan pilihanya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah
hidupnya

b. Fungsi dan Peran
    Dalam pandangan eksistensialis tugas utama dari seorang terapis
adalah mengeksplorasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
ketakberdayaan, keputusasaan, ketidakbermaknaan, dan kekosongan
eksistensial serta berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya. 
Ø  Teknik-Teknik Terapi

Teknik utama eksistensial humanistik pada dasarnya adalah
penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi
perubahan. Namun eksistensial humanistik juga merekomendasikan beberapa
teknik (Pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan
subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk interprestasi
dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang
mengarah pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna, dan
pertumbuhan pribadi).
Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat
itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas
diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna
dari klien dan terapis.
Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap yaitu ;

             a. Tahap pertama, konselor membantu klien dalam
mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka
terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang
agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan
mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti
peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam
kehidupan mereka.

b. Pada tahap kedua, klien didorong agar bersemangat untuk
lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem
mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman
baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.


c. Tahap ketiga, berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa
yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien
didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan
jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan
kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang
memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik
sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan
pilihan mereka, serta tanggung jawab atas penggunaan
kebebasan pribadinya.

IV. Person Centered Therapy (Rogers)
Ø  Konsep dasar pandangan Rogers Tentang Kepribadian
Carl Rogers adalah psikolog humanistik kebangsaan Amerika yang berfokus pada hubungan tarapeutik dan mengembangkan metode baru terapi berpusat pada klien. Rogers adalah salah satu individu yang pertama kali menggunakan istilah klien bukan pasien. Terapi berpusat pada klien berfkous pada peran klien, bukan ahli terapi, sebagai proses kunci penyembuhan. Rogers yakin bahwa setiap orang menjalani hidup di dunia secara berbeda dan mengetahui pengalaman terbaiknya. Menurut Rogers, klien benar – benar “berupaya untuk sembuh” dan dalam hubungan ahli terapi – klien yang suportif dan saling menghargai, klien dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Klien berada di posisi terbaik untuk mengetahui pengalamannya sendiri dan memahami pengalamannya tersebut. Untuk memperoleh harga dirinya dan mencapai aktualisasi diri tersebut.

Ø  Unsur-Unsur Terapi
1.       PeranTerapis
Menurut Rogers, peran terapis bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka, tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis tentang I-Thou. Terapis menyadari bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.
2.       TujuanTerapis
Rogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian

Ø  Teknik – Teknik Terapi

Ø  Untuk terapis person – centered, kualitas hubungan terapis jauh lebih penting daripada teknik. Rogers, percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah cukup terapi, yaitu :

Ø  1. Empathy
2. Positive Regard (acceptance)
3. Congruence

Empati adalah kemampuan terapis untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka. Empati adalah usaha untuk berpikir bersama dan bukan berpikir tentang atau mereka. Rogers mengatakan bahwa penelitian yang ada makin menunjukkan bahwa empati dalam suatu hubungan mungkin adalah faktor yang paling berpengaruh dan sudah pasti merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dan pembelajaran.
Positive Regard yang di kenal juga sebagai akseptansi adalah geunine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.
Congruence / Kongruensi adalah kondisi transparan dalam hubungan tarapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan – pulasan.
Menurut Rogers perubahan kepribadian yang positif dan signifikan hanya bisa terjadi di dalam suatu hubungan

 Sumber :






Contoh kasus Person Centered-Terapy

Nama : Anita Rachman
Kelas : 3PA15
NPM : 11514325




Contoh kasus

Person Centered-Terapy


Sintha seorang mahasiswa psikologi yang melihat dirinya sebagai psikiater masa depan, tetapi nilai yang di keluarkan ternyata di bawah rata-rata. Perbedaan antara dengan apa yang sintha melihat dirinya (konsep diri) atau bagaimana ia ingin melihat dia (ideal konsep diri) dan realitas kinerja akademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan dan kerentanan pribadi, yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk masuk terapi. Sintha harus melihat bahwa ada masalah atau tidak pada dirinya. Sintha pesimis untuk menghadapi penyesuaian psikologisnya untuk mengeksplorasi perubahan dirinya.

Dari contoh kasus di atas Sintha menggunakan teknik terapi Person Centered-Terapy dan dapat diambil kesimpulan bahwa Klien mencari terapi adalah perasaan tidak percaya diri, ketidakmampuan untuk membuat keputusan mengarahkan hidup mereka sendiri. Terapi yang difokuskan ke saat yang sekarang agar Sintha dapat melanjutkan hidupnya.