Nama : Anita Rachman
Kelas : 3PA15
NPM : 11514325
I.
LOGOTERAPI (FRANK l)
1.
Konsep Dasar Pandangan Frank l
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis
menekankan pentingnya kemauan akan
arti. Tentu saja ini merupakan kerangka, di dalamnya segala sesuatu yang
lain diatur. Frankl berpendapat manusia
harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan setelah menemukan lalu mencoba
untuk memenuhinya. Bagi Frankl setiap kehidupan mempunyai makna, dan kehidupan
itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah
prinsip utama teori Frankl Logoterapi.
Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yakni
·
Kebebasan
berkehendak (Freedom of Will)
Dalam
pandangan logoterapi, manusia adalah mahluk yang istimewa karena mempunyai
kebebasan. Kebebasan yang dimaksud dalam freedom
of will seperti:
1.
Kebebasan yang bertanggungjawab.
2.
Kebebasan untuk
mengambil sikap (freedom to take a stand)
atas kondisi-
kondisi tersebut.
3.
Kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang dianggap
penting dalam
hidupnya.
·
Kehendak
Hidup Bermakna (The Will to Meaning)
Konsep
keinginan kepada makna (the will to meaning) inilah menjadi motivasi
utama kepribadian manusia (Frankl, 1977). Dalam psikoanalisa memandang manusia
adalah pencari kesenangan. Pandangan psikologi individual bahwa manusia adalah
pencari kekuasaan. Menurut logoterapi bahwa kesenangan merupakan efek dari
pemenuhan makna, sedangkan kekuasaan merupakan prasyarat bagi pemenuhan makna.
Mengenal makna, menurut Frankl bersifat menarik dan menawari bukannya
mendorong. Karena sifatnya menarik maka individu termotivasi untuk memenuhinya.
Agar individu menjadi individu yang bermakna, maka melakukan berbagai kegiatan
yang syarat dengan makna.
·
Makna Hidup
(The Meaning Of Life)
Makna yaitu suatu hal yang didapat dari pengalaman hidupnya baik
dalam keadaan senang maupun dalam penderitaan. Makna hidup dianggap identik
dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa berbeda antara satu dengan yang lainya
dan berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting secara
umum bukan makna hidup, melainkan makna khusus dari hidup pada suatu saat
tertentu. Setiap individu memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas
khusus. Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan
hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik dan
kesempatan unik untuk menyelesaikan tugasnya (Frankl, 2004).
2.
Unsur –
Unsur Terapi
Munculnya
gangguan / kecemasan
Saat individu tidak memiliki keinginan terhadap
sesuatu (apapun), karena keinginan akan mendorong setiap manusia untuk
melakukan berbagai kegiatan agar hidupnya di rasakan berarti dan berharga.
Menurut Frankl (2004) terdapat dua tahapan pada sindroma ketidakbermaknaan,
yaitu:
Ø Frustasi
eksistensial (exsistential
frustration) atau disebut juga kehampaan
eksistensial (exsistetial vacuum)
Menurut Koesworo,1992, exsistential frustration adalah fenomena
umum yang berkaitan dengan keterhambatan atau kegagalan individu dalam memenuhi
keinginan akan makna.
Ø Neurosis
noogenik (noogenic neuroses)
Yaitu suatu manifestasi khusus dari
frustasi eksistensial yang ditandai dengan simptomatologi neurotik klinis
tertentu yang tampak (Koesworo,1992). Frankl menggunakan istilah ini untuk
membedakan dengan keadaan neurosis somatogenik, yaitu neurosis yang berakar
pada kondisi fisiologis tertentu dan neurosis psikogenik yaitu neurosis yang
bersumber pada konflik-konflik psikologis.
Tujuan
terapi
Ø Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara
universal
ada
pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan, dan agama yang dianutnya.
Ø Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan,
terhambat,
dan
diabaikan, bahkan terlupakan.
Ø Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan
untuk mampu tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar
mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
Peran
terapis
Terapis
memberikan sugesti-sugesti terhadap klien, bahwa setiap manusia mempunyai
kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang dianggap penting dalam hidupnya.
3.
Teknik –
Teknik Terapi
Dalam logoterapi, klien diajarkan bahwa setiap kehidupan
dirinya mempunyai maksud, tujuan, dan makna yang harus diupayakan untuk
ditemukan dan dipenuhi. Hidup tidak lagi kosong jika sudah menemukan sebab dan
sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita. Victor Frankl dikenal sebagai terapis yang memiliki
pendekatan klinis yang detail. Teknik-teknik yang digunakan antara lain:
o Intensi paradoksal
Mampu menyelesaikan
lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hiper-intensi.
Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti.
Contohnya:
A. Seorang pemuda
yang selalu gugup ketika bergaul.
B.
Masalah tidur.
Menurut Frankl, kalau menderita insomnia, seharusnya tidak mencoba
berbaring ditempat tidur, memejamkan mata, mengosongkan pikiran dan
sebagainya. Seharusnya berusaha menjaganya selama mungkin. Setelah
itu baru merasakan adanya kekuatan yang mendorong untuk melangkah ke
kasur.
o De-refleksi.
Frankl percaya sebagian
besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terfokus pada individu.
Dengan mengalihkan perhatian dari individu dan mengarahkannya pada orang lain,
persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Misalnya, mengalami
masalah seksual, cobalah memuaskan pasangan tanpa memperdulikan kepuasan
individu atau cobalah tidak memuaskan siapa saja, tidak diri anda, tidak juga
diri pasangan.
II.
Rational Emotive Therapy (Ellis)
1.
Konsep dasar
Terapi rasional-emotif ini
didasarkan pada asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi rasional,
berpikir lurus dan tidak rasional, berpikir tidak lurus. Orang memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan diri, kebahagiaan, pemikiran dan
verbalisasi, penuh kasih,bertemu dengan orang lain, berpertumbuh dan
aktualisasi diri. Manusia juga memiliki kecenderungan untuk penghancuran diri,
menghindari pemikiran, penundaan, pengulangan tanpa akhir dari kesalahan,
intoleransi, perfeksionisme dan menyalahkan diri sendiri, dan menghindari
mengaktualisasikan potensi selama perkembangan.
2.
Unsur-Unsur
Terapi
Ø Aktif-direktif
a)
Dalam hubungan konseling lebih aktif membantu
mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalah
Ø Kognitif-eksperiensial
b)
Hubungan yang dibentuk harus berfokus pada aspek
kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional
Ø Emotif-eksperiensial
c)
Hubungan yang dibentuk juga melihat aspek emotif klien
dengan mempelajari sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar
keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
Ø Behavioristik
d)
Hubungan yang dibentuk harus menyentuh dan mendorong
terjadinya perubahan perilaku dalam diri kliennya
Ø Kondisional
e)
Hubungan dalam terapi rasional – emotif dilakukan dengan
membuat kondisi tertentu terhadap klien melalui berbagai teknik kondisioning
untuk mencapai tujuan terapi konseling.
Teknik-teknik
Terapi
§ Teknik emotif (afektif)
- Teknik Assertive Training , yaitu teknik yang digunakan untuk melatih, medorong dan membiasakan klien untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
- Teknik sosiodrama, yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan negatif) melalui suasana yang didramatisasikan.
- Teknik self modeling atau diri sebagai model, yakni teknik yang digunakan untuk meminta klien agar berjanji atau mengadakan komitmen dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
- Teknik imitasi, yakni teknik yang digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus soal model perilaku tertentu dengan maksud menhadapi dan menghilangkan perilakunya sendiri yang negatif.
§ Teknik Behavioristik
- Teknik reinforcement / penguatan, yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun punishment/ hukuman.
- Teknik social modeling/ penguatan modeling, yakni teknik yang digunakan untuk memberikan perilaku-perilaku baru kepada klien.
- Teknik live models/ model dari kehidupan nyata, yang digunakan untuk menggambarkan perilaku tertentu.
§ Teknik-teknik kognitif
- Home work assigments/ pemberian tugas rumah , klien diberikan tugas rumah untuk berlatih, membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menurut pola perilaku yang diharapkan.
- Teknik Assertive , teknik yang digunakan untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan perilaku tertentu yang diharapkan melalui role playing atau bermain peran.
- Bibliotherapy, teknik yang digunakan untuk membalikkan pola pikir irasional dan ketidaklogisan dalam diri konseli yang menyebabkan permasalahan lewat buku-buku. Konselor memilih buku-buku bacaan yang sekiranya dapat membantu konseli dalam mengubah pola pikir irasional menjadi rasional.
III.
Terapi kelompok (
Group Therapy)
Konsep Dasar
o
Munculnya
gangguan
Muncul dua aliran yang berbeda yang mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok
Muncul dua aliran yang berbeda yang mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok
o
tujuan terapi
§ tujuan terapi terapi kelompok adalah
§ individualisasi
§ mengembangkan rasa memiliki
§ mengembangkan kemampuan dasar untuk
berpartisipasi
§ meningkatkan kemampuan untuk
memberikan kontribusi pada keputusan-keputusan melalui pemikiran rasional dan
penjelasan kelompok
§ meningkatkan respek terhadap
keberbedaan orang lain\
§ mengembangkan iklim social yang
hangat dan penuh
Unsur-Unsur Terapi
Kelompok
Ø Munculnya gangguan
Terapi kelompok digunakan ketika klien tidak berhasil dalam
penanganan secara terapi individu
Ø Tujuan terapi -Meningkatkan
identitas diri -Menyalurkan emosi dna membagi perasaan antar sesama
didalam kelompok terapis - Meningkatkan keterampilan hubungan
sosial - Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
Peran terapis
Peran terapis
Ø Terapis harus memainkan peranan yang
aktif dalam mendorong kelompok untukmencapai tujuan atau harapannya.
Teknik-Teknik
Terapi Kelompok
§ Melibatkan para anggotanya untuk
terbuka dan aktif
§ Terapis turut membantu klien untuk melepaskan
segala kecanggungannya, agar lebih bisa terbuka dan menceritakan masalah
yang dialaminya
§ Berfokus pada satu topik permasalahan
yang hendak diselesaikan pertama kali.
IV.
Terapi Perilaku
Konsep Dasar
·
Perilaku
maladaptif dan kecemasan persisten telah dibiasakan (conditioned) atau
dipelajari (learned)
·
Terapi
untuk perilaku maladaptif adalah dg penghilangan kebiasaan (deconditioning)
atau ditinggalkan (unlearning)
·
Untuk
menguatkan perilaku adalah dg pembiasaan perilaku (operant and clasical
conditioning)
Unsur-Unsur Terapi Kelompok
- Peran sosial (martabat) psikoterapis,
- Hubungan (persekutuan terapeutik),
- Hak,
- Retrospeksi,
- Re-edukasi,
- Rehabilitasi,
- Resosialisasi dan rekapitulasi.
Unsur –
unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi
dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan
terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan pasien.
Teknik – Teknik Terapi Perilaku
o
Mencari
stimulus yang memicu gejala gejala
o
Menaksir/analisa
kaitan kaitan bagaimana gejala gejala menyebabkan perubahan tingkah laku klien
dari keadaan normal sebelumnya.
o
Meminta
klien membayangkan sejelas jelasnya dan menjabarkannya tanpa disertai celaan
atau judgement oleh terapis.
o
Bergerak
mendekati pada ketakutakan yang paling ditakuti yang dialami klien dan meminta
kepadanya untuk membayangkan apa yang paling ingin dihindarinya, dan
o
Ulangi lagi
prosedur di atas sampai kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien.
Sumber :
http://mariathahera11.blogspot.co.id/2015/04/logoterapi-frankl.html?m=1http://bimbingandankonseling07.blogspot.co.id/2012/11/rebt-rational-emotive-behavior-therapy.html?m=1
http://www.repastrepost.com/2014/07/terapi-kelompok-terapi-keluarga-dan.html?m=1
http://berlia-pardyani.blogspot.co.id/2014/06/terapi-perilaku-behavior-therapy.html?m=1