UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
PENG.KREATIVITAS &
KEBAKATAN (KREATIVITAS)
Di
Susun Oleh : Anita Rachman (11514325)
Shelvy
Septiarini (1A514221)
Vingki
Oktanurcahyani (1C514070)
Wahyu Manila (1C514851)
Kelas
: 1PA16
Pembimbing : Tri
Maryani
TAHUN AJARAN
2014/2015
A.Definisi Konseptual Kreativitas
Pemikiran Konseptual (Conceptual Thinking) adalah kemampuan
untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang tidak nampak dengan jelas.
Termasuk didalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan tidak lengkap
menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar permasalahan di
dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep baru.
B.Definisi
Operasional Kreativitas
Kretivitas
merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas),
dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)
C.Devinisi
Kreativitas dari Clark
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi
belahan otak, mengemukakan :
“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan
sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu:
berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking,
feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).
D.Teori-teori
Kreativitas
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Teori
Psikoanalisis
2. Teori
Humanistik
3. Teori
Cziksentmihalyi
1.
Teori
Psikoanalisis
Pribadi
kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang
dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori
ini terdiri dari:
a. Teori
Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan
(defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi,
maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi -
regresi
- Konpensasi -
Proyeksi
- Sublimasi -
Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi -
Pemindahan
- Identifikasi -
Kompartementalisasi
-
Introjeksi
b. Teori
Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan
regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang
paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias
“seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat
mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masala-masalah
serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu
malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan
regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c. Teori
Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran
(ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan
kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan,
teori, seni dan karya-karya baru lainnya.
2. Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari
kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori
Humanistik meliputi:
a. Teori
Maslow
Abraham
Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang
menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan
tersebut adalah:
-
Kebutuhan fisik/biologis
-
Kebutuhan akan rasa aman
-
Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of
belonging) dan cinta
-
Kebutuhan akan
penghagaan dan harga diri
-
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-
Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik
atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila
bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan
dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak
experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b. Teori
Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari
pribadi yang kreatif, yaitu:
-
Keterbukaan terhadap pengalaman
-
Kemampuan untuk menilai situasi patokan
pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-
Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka
kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi
sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga
cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk
kreasi.
2.
Teori
Cziksentmihalyi
-
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya
kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh
seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi
pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
-
Minat pada usia
dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
-
Akses terhadap suatu bidang
-
Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman
sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi
yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b
idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan
dari orang-orang penting.
- Orang-orang kreatif
ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri
terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapau tujuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar